JOKOWI PERINTAHKAN APBD YANG MENGENDAP SEGERA DIBELANJAKAN UNTUK MENJAGA RODA PERPUTARAN EKONOMI



JAKARTA- Presiden Joko Widodo menyoroti soal uang anggaran belanja dan pendapatan daerah (APBD) yang masih tersimpan Rp 278 triliun di bank.

Jokowi pun mengkritisi kondisi tersebut karena seharusnya APBD dipergunakan untuk mendukung perputaran uang di dalam negeri.

"Mumpung ada gubernur, bupati, wali kota. Ini saya ingatkan. Kita ini mencari uang dari luar agar masuk. Terjadi perputaran uang yang lebih meningkat. Tetapi uang kita sendiri yang ditransfer Menkeu ke daerah-daerah, justru enggak dipakai," ujar Jokowi saat

Jokowi lantas menceritakan saat dirinya bertanya kepada Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati masih ada berapa APBD yang tersimpan dan belum terpakai.

Kepala Negara memperkirakan menjelang akhir tahun seperti ini biasanya APBD yang tersisa di bank sebesar Rp 210 triliun hingga Rp 220 triliun.

Namun, saat diberitahu Menkeu, Jokowi terkejut karena APBD di bank tersisa Rp 278 triliun.

"Pagi tadi, kita cek uang yang ada di bank masih Rp 278 triliun. Kita ini cari investasi agar dapat arus modal masuk, yang sudah ada di kantong (malah) enggak dipakai. Ya percuma. Rp 278 triliun itu gede banget itu. Besar sekali. Ini kalau cepat direalisasikan cepat dibelanjakan ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di daerah, hati-hati," tegasnya.

"Tadi saya sudah perintahkan ke Pak Mendagri, tolong ini cek satu per satu ada persoalan apa. Situasi sangat sulit, sangat sulit, tetapi malah uangnya didiemin di bank, tidak dibelanjakan. Gede banget Rp 278 triliun, ini saya minta saya minta segera dibelanjakan," lanjut Jokowi.

Dia memperbandingkan situasi saat ini dengan pembelanjaan APBD pada 2021. Pada akhir Oktber tahun lalu, APBD yang tersisa sebesar Rp 226 triliun.

Selain itu, Jokowi juga menyinggung soal realisasi APBN yang mencapai 76 persen.

Di sisi lain, realisasi APBD baru 62 persen. Oleh karena itu, Jokowi meminta pemerintah daerah mencermati capaian ini.

"Ini sudah Desember lho. Besok sudah Desember. Hati-hati. Artinya kita pontang-panting cari arus modal masuk, cari capital in flow lewat investasi, tetapi uang yg ada di kantong sendiri tidak diinvestasikan," tegas Jokowi.

"Ini hati-hati, ini keliru besar, keliru besar," tambahnya.

No comments

Powered by Blogger.