JOKOWI RAIH PENGHARGAAN DARI CIFP 2022 KARENA INI


JAKARTA-
 Foreign Policy of Indonesia (FPCI) menganugerahkan Global Leadership Award kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas kepemimpinannya di KTT G20 Bali yang dinillai berhasil, terlebih atas tercapainya G20 Bali Leaders' Declaration.

Penghargaan ini diberikan oleh FPCI bersama lima organisasi nasional lain -- Pemuda Muhammadiyah, Indonesian Diaspora Network Global, Asosiasi Dosen Indonesia, Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia, dan Purna Paskibraka Indonesia DKI Jakarta -- saat acara pembukaan Conference of Indonesia Foreign Policy atau CIFP 2022 di The Kasablanka Hall Jakarta, Sabtu (26/11/2022).

Ketua FPCI Dino Patti Djalal mengatakan, "Penghargaan ini bukan karena Indonesia sebagai tuan rumah G20, tapi karena G20 telah mengalami perubahan selama Perang Ukraina. Meskipun terjadi berbagai pertentangan, tapi di KTT berhasil menghasilkan komunike yang tidak hanya membuat G20 utuh, tapi juga mencapai kerjasama global."

Akan tetapi, Presiden Jokowi berhalangan hadir dalam acara konferensi FPCI itu, sehingga penyerahan Global Leadership Award diwakilkan kepada Menteri Luar Negeri RI (Menlu) Retno Marsudi yang hadir secara virtual.

Menlu Retno mengatakan, "Saya segera menyampaikan penghargaan ini kepada Presiden. G20 baru saja selesai dengan baik. Di awal, orang-orang pesimis mengingat kondisi dunia yang sedang sangat sulit menghadapi krisis."

Kemudian, ia menjelaskan beberapa hal yang menjadi faktor keberhasilan G20. "Pertama, trust dari berbagai negara yang dihasilkan atas politik luar negeri Indonesia (bebas aktif) yang menghargai kehormatan negara lain. Sehingga Indonesia bisa menjadi jembatan dari solusi masalah dunia."

Ia melanjutkan sangat mengapresiasi semua anggota G20 dan para undangan atas komitmen kerjasama antar negara untuk memulihan ekonomi global secara inklusif. "Indonesia memanfaatkan ini. Kita menyediakan enabling environment (lingkungan yang mendukung) dari berbagai pertemuan yang ada dan menciptakan terobosan diplomasi," ujar Menlu Retno

Ia juga menyebutkan faktor friendship and personal engagement (persahabatan dan keterlibatan langsung) dari para delegator. "Tidak ada delegator yang tidak melibatkan diri selama diskusi," ujarnya.

Terlebih, KTT G20 Indonesia juga menghasilkan Concrete Deliverable atau keputusan-keputusan yang nyata dan dapat tersalurkan, yaitu Pandemic Fund sebesar USD 1,5 miliar, Bali Compact and Bali Transition Roadmap, dan bantuan kapasitas fiskal untuk negara-negara berkembang dan miskin dengan komitmen pendanaan USD 81.6 miliar, jelas Menlu Retno.

Ia meneruskan, Presidensi G20 Indonesia menunjukkan politik luar negeri bebas aktif Indonesia yang berjalan dengan baik, bahkan menghasilkan kolaborasi.

Ia berharap, keberhasilan kepemimpinan Indonesia ini dapat berlanjut pada projek berikutnya, yaitu ASEAN Chairmanship 2023 yang bertemakan ASEAN Matters: the Epicentrum of Growth.

Sebagai informasi, Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP) adalah forum non-politis, independen, terbuka dan independen, yang diadakan setiap tahun sejak tahun 2015. Tema CIFP tahun ini adalah "Navigating A Turbulent Ocean".

Tema ini dipilih untuk menstimulasi diskusi mengenai tantangan berat diplomasi bebas aktif Indonesia, dalam mencari peran dan posisi yang tepat dalam dunia yang semakin bergolak, semakin terbelah, dan tidak menentu.

Festival diplomasi ini memfasilitasi diskusi publik tentang politik internasional Indonesia dalam berbagai bidang seperti rivalitas kekuatan besar dunia, geopolitik, keamanan, ekonomi, budaya, lingkungan, Indonesia Emas 2045, dan pemuda.

CIFP merupakan wadah dan titik temu bagi para menteri, pejabat pemerintah, duta besar, diplomat, pakar, politisi, selebritas, tokoh masyarakat, perwira militer dan intelijen, peneliti, jurnalis, pengamat, dosen dan mahasiswa dari seluruh Indonesia.

CIFP 2022 juga mengundang Dian Sastrowardoyo, Puteri Indonesia 2022 Laksmi Shari De-Neefe Suardana, Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid, Gubernur Lemhanas RI Andi Widjajanto, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, Menteri Perdagangan 2011 - 2014 Gita Wirjawan, Ketua B20 Indonesia Shinta Widjaja Kamdani, Kepala BKPM 2016 - 2019 Thomas Trikasih Lembong, Chief creative officer Narasi Jovial de Lopez, dan berbagai tamu pembicara lainnya dari dalam dan luar negeri.

FPCI adalah grup kebijakan luar negeri terbesar di Indonesia, dan salah satu yang terbesar di Asia Tenggara, dengan lebih dari 100.000 orang dalam jaringannya.

Ini adalah organisasi kebijakan luar negeri non-partisan, nirlaba, independen yang didirikan untuk membawa kebijakan luar negeri ke akar rumput dengan misi untuk membentuk dan mempromosikan internasionalisme positif di seluruh Indonesia dan dunia.

No comments

Powered by Blogger.