TAK TERBANTAHKAN! DATA BPS HINGGA SEMUA MEDIA MASA LAPORKAN KEMISKINAN JAWA TENGAH MENURUN DI TANGAN GANJAR PRANOWO



SERANG, BANTEN- Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, pada September 2022 angka kemiskinan di Jawa Tengah turun 0,27 persen dibandingkan periode September tahun sebelumnya. Jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah tercatat sebanyak 10,98 persen atau 3,86 juta orang.

Sejak Gubernur Ganjar Pranowo memimpin Jawa Tengah, angka kemiskinan di provinsi ini terus menurun.

Pandemi Covid-19 memberikan pengaruh besar terhadap angka kemiskinan di Jawa Tengah. Saat pandemi, jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah pada Maret dan September 2020 mencapai 11,41 persen dan 11,84 persen.

Namun, setelah itu angka kemiskinan di Jawa Tengah terus turun. Pada Maret 2021, angka kemiskinan turun menjadi 11,79 persen dan kembali turun pada September menjadi 11,25 persen. Pada Maret 2022, jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah sebesar 10,93 persen.

Angka kemiskinan yang menurun tersebut dapat menjadi kabar baik untuk Jawa Tengah, tetapi perlu diperhatikan juga faktor-faktor apa saja yang memengaruhi penurunan tersebut.

BPS Jawa Tengah mencatat bahwa beberapa hal yang turut memengaruhi angka kemiskinan di antaranya adalah kebijakan menaikkan harga BBM. Namun, pemerintah telah melakukan sejumlah aksi untuk menjaga agar inflasi tidak meningkat.

Misalnya subsidi biaya angkut transportasi untuk komoditas bawang putih, telur dan bawang merah, bantuan langsung tunai BBM, bantuan subsidi upah (BSU), dan bantuan langsung tunai (BLT) BBM.

Di sisi lain, beberapa faktor juga menghambat penurunan angka kemiskinan di Jawa Tengah. Misalnya, perekonomian triwulan 3 2022 yang mencapai 5,28 persen, lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan 1 yang hanya 5,13 persen.

Selain itu, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Agustus 2022 juga mengalami penurunan 0,18 persen atau berada pada 5,57 persen dibandingkan dengan Februari di tahun yang sama yang berada pada 5,75 persen. Bank Indonesia juga menaikkan suku bunga acuan pada 23 Agustus dan 22 September untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasarannya.

No comments

Powered by Blogger.