THE GANJAR EFFECT! PENCAPRESANNYA PENGARUHI IHSG



SERANG, BANTEN- Sejumlah sentimen dalam negeri telah mewarnai perdagangan hari ini. Di antaranya adalah dampak positif libur Lebaran serta kebijakan Bank Indonesia (BI).

Namun, sentimen terbesar yang menarik ditunggu adalah bagaimana dampak pencalonan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) dari PDI-Perjuangan.

Kemeriahan mudik diharapkan bisa ikut membangkitkan ekonomi pada kuartal I dan II tahun ini.

Lebaran adalah puncak konsumsi masyarakat Indonesia sehingga pertumbuhan ekonomi dan penjualan perusahaan diharapkan melonjak pada periode tersebut.

Kementerian Perhubungan memperkirakan pergerakan pergerakan masyarakat selama masa Lebaran mencapai 123,8 juta orang, naik 14,2%.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan dampak aktivitas ekonomi selama Ramadhan dan Lebaran ke pertumbuhan ekonomi bisa menembus 0,25%.

"Dampak Ramadhan dan Lebaran ke pertumbuhan ekonomi adalah dapat mendorong pertumbuhan sebesar 0,14 - 0,25%," tutur Faisal, kepada CNBC Indonesia.

Besarnya dampak pelonggaran mobilitas selama Ramadan dan Lebaran kepada laju ekonomi tercermin dari peredaran uang.

BI memperkirakan perputaran uang selama Lebaran 2023 mencapai Rp 195 triliun, tertinggi setidaknya dalam 10 tahun terakhir.

Peredaran uang ini diharapkan menular kepada penjualan perusahaan, teutama ritel dan consumer goods.

Emiten seperti Matahari Putra Prima, Unilever Indonesia, Indofood Sukses Makmur, dan Mayora Indah adalah perusahaan yang akan panen selama Lebaran.

Demikian juga dengan perusahaan terkait transportasi dan otomotif seperti Garuda Indonesia ataupun Astra International.

Sementara itu, kebijakan BI yang menahan suku bunga di level 5,75% pada pekan lalu diharapkan bisa meningkatkan permintaan kredit. Perusahaan properti dan perbankan diharapkan akan diuntungkan.

Yang paling menarik ditunggu hari ini adalah seberapa besar pencalonan Ganjar Pranowo mampu membawa dampak positif ke IHSG dan rupiah.

PDI-P akhirnya mengumumkan pencalonan Ganjar sehari sebelum Hari Raya Idul Fitri, Jumat (21/4/2023).

Pencalonan Ganjar menarik banyak perhatian karena dia datang dari partai penguasa. Sebagai catatan, Saat Jokowi resmi dicalonkan sebagai capres PDI-Perjuangan 12 Maret 2014, IHSG melesat 3,23% pada penutupan perdagangan ke posisi 4.390,77.

Indeks berada pada posisi tertinggi sejak 19 September 2013 atau enam bulan terakhir. Kenaikan IHSG sebesar 3,23% sehari juga merupakan yan tertinggi sejak 2 Januari 2014.

Nilai tukar rupiah juga menguat tajam 0,26% ke posisi Rp 11.350/US$1.

Melesatnya IHSG dan rupiah tak bisa dilepaskan dari besarnya dukungan masyarakat ke Jokowi pada saat itu.

Berbagai kalangan sudah mendesak PDI-P untuk segera mencalonkan Jokowi tetapi partai tersebut memilih untuk menahan diri.

IHSG kembali menyambut positif Jokowi saat dicalonkan kembali untuk periode kedua pada 23 Februari 2018.

IHSG pada hari tersebut ditutup menguat 0,41% ke 6619,80. IHSG menguat setelah tiga hari sebelumnya terus melemah.

Nilai tukar rupiah terus menguat 0,11% ke Rp 13.665/US$1. Rupiah menguat setelah melemah sepekan sebelumnya.

Berbeda dengan Jokowi, IHSG tidak terlalu antusias menyambut pencalonan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai capres.

Pada saat SBY resmi mencalonkan sebagai capres pada 12 Maret 2004, IHSG ditutup melemah 0,41% smentara rupiah melandai 0,35%.

Namun, pada saat SBY mencalonkan diri untuk capres dua periode, IHSG melesat. Pencalonan SBY diresmikan pada Minggu 19 Oktober 2008 dan IHSG langsung ditutup melonjak 1,97% pada Senin keesokan harinya.

Pencalonan Anies Baswedan sebagai capres di pemilu 2024 juga disambung dingin pasar. Anies resmi dicalonkan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) pada 3 Oktober 2022. IHSG pada hari tersebut ditutup melemah 0,44% sementara rupiah melandai 0,49%.

Perlu dicatat jika "Ganjar Pranowo effect" tidak langsung bekerja ke pasar keuangan karena ada jeda cukup lama antara pengumuman dan pasar dibuka kembali hari ini.

"Ganjar Effect" juga harus melawan kutukan dua tahun terakhir di mana IHSG selalu ditutup di zona merah setelah libur panjang Lebaran.

Secara historis, IHSG sebenarnya selalu menguat pada hari pertama pasca Lebaran.

Pada periode 2013-2022 atau 10 tahun terakhir, IHSG ditutup di zona hijau sebanyak enam kali pasca Lebaran dan hanya empat kali melemah.

Pelemahan terjadi pasca Lebaran 2013, 2018, 2021, dan 2022.

No comments

Powered by Blogger.