GANJAR PRANOWO TERBUKTI SUKSES MENYEJAHTERAKAN JAWA TENGAH



TANGERANG SELATAN- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berhasil turunkan jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah lebih dari 60 ribu jiwa sepanjang tahun 2023.

Hal itu berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng yang menyebut penduduk miskin di Jateng menurun jadi 3,79 juta jiwa pada Maret 2023.

Secara persentase, jumlah ini mengalami penurunan sebesar 0,21 persen. Pada September jumlahnya sebesar 10,98 persen atau sekitar 3,86 juta jiwa. Sekarang, menjadi 10,77 jiwa.

Kepala BPS Jateng, Dadang Hardiwan, menuturkan, catatan positif perbaikan ekonomi, membawa tingkat penurunan kemiskinan mendekati saat sebelum pandemi Covid-19.

“Jumlah penduduk miskin Jateng Maret 2023 sebesar 3,79 juta orang. Atau turun 66,73 ribu orang bila dibandingkan September 2022. Dan turun 39,94 ribu orang bila dibandingkan Maret 2022,” ujar Dadang saat jumpa pers Senin (17/7/2023).

Dadang menyampaikan, seiring dengan meredanya pandemi Covid-19 serta pemulihan ekonomi, kemiskinan di Jateng terus berangsur turun.

Selain itu, selama periode September 2022 hingga Maret 2023 tingkat inflasi cenderung rendah, berada pada 1,30 persen. Sedangkan pada Maret 2022 hingga September 2022 inflasi menyentuh 3,60 persen.

Nilai Tukar Petani juga mengalami peningkatan pada Maret 2023 sebesar 107,52 dibandingkan September 2022 sebesar 105,97.

Selain itu, produksi padi pada Triwulan I 2023 mencapai 3,28 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), naik sebesar 1,10 juta ton, dibanding produksi padi Triwulan III 2022 sebanyak 2,18 juta ton GKG.

“Hasil catatan kami, yang memberikan pengaruh kepada kesejahteraan masyarakat, seperti penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT), pada Februari 2023 sebesar 5,24 persen, lebih rendah dibanding Februari 2022 sebesar 5,75 persen,” urainya.

Dadang menyebut metodologi pengukuran kemiskinan menggunakan Basic Needs Approach. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut garis kemiskinan.

Sebelumnya Ganjar Pranowo juga memamerkan prestasinya yang berhasil menurunkan angka kemiskinan di wilayah yang ia pimpin.

Ganjar turut menunjukkan bagaimana program besutannya yakni Kartu Jateng Sejahtera (KJS) berhasil membantu belasan ribu warga miskin tak produktif lewat bantuan uang tunai.

Dilansir TribunWow, dalam unggahan tersebut, Ganjar awalnya menampilkan video pendek dirinya menjelaskan bagaimana negara memiliki kewajiban untuk menghidupi fakir miskin.

"Fakir miskin, anak-anak terlantar dipelihara oleh siapa? Maka negara menyiapkan anggaran untuk itu," jelas Ganjar.

"Kartu Jateng Sejahtera itu untuk meng cover mereka yang tidak bisa mendapatkan bantuan," sambungnya.

Ganjar kemudian menampilkan kompilasi artikel berisi data yang membuktikan bahwa angka kemiskinan di Jateng telah menurun selama masa jabatannya.

Dalam kolom caption, Ganjar juga menjelaskan dirinya akan meningkatkan bantuan penerima KJS.

Berikut caption lengkap yang ditulis Ganjar:

"Sejak 2017 kita luncurkan, setiap tahun ada 12.764 fakir miskin tidak produktif yang kita cover melalui Kartu Jateng Sejahtera (KJS).

Jika sebelumnya pertahun pemegang KJS menerima Rp. 3 jt, mulai tahun ini kita tingkatkan menjadi Rp. 4,4 juta pertahun.

Harapannya, setidaknya KJS ini bisa meringankan beban dan bisa jadi stimulan untuk semangat dalam hidup sehari-hari.

Dan alhamdulillah sejak tahun 2013, lebih dari 1 juta warga yang kita entaskan dr kemiskinan."

Dikutip dari Kompas, Badan Pusat Statistik ( BPS) Jawa Tengah (Jateng) mencatat, angka kemiskinan di Jateng mencetak angka 10,98 persen per September 2022. Terdapat penurunan sebesar 0,27 persen dari periode sama tahun sebelumnya.

Statistik Ahli Madya BPS Jateng Muh Saichudin mengatakan, pada September 2021, penduduk miskin di Jateng berjumlah 3,93 juta orang atau 11,25 persen. Angkanya menurun menjadi 10,98 persen atau 3,86 juta penduduk pada September 2022.

Selama dipimpin Ganjar, tingkat kemiskinan di Jawa Tengah cenderung mengalami penurunan baik dari sisi jumlah maupun persentasenya. Namun, angka penurunannya sangat kecil.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah penduduk miskin Jateng pada September 2018 atau periode sebelum Ganjar tercatat 3,87 juta atau secara rasio mencapai 11,19%.

Empat tahun setelah Ganjar memimpn atau per September 2022, jumlah penduduk miskin Jateng tercatat 3,86 juta. Sementara itu, tingkat kemiskinan turun menjadi 10,98%.

Secara nominal, penduduk miskin hanya berkurang sekitar 100.000 orang selama empat tahun. Tingkat kemiskinan hanya turun tipis 0,21%.

Tingkat kemiskinan di Jawa Tengah jauh di atas rata-rata nasional yang tercatat 9,57% per September 2022. Juga, jauh di atas rata-rata provinsi di Pulau Jawa yakni 8,67%.

Wilayah termiskin adalah Kabupaten Brebes dengan jumlah mencapai 290,66 ribu dan tingkat kemiskinan 16,05%. Penduduk miskin paling sedikit tercatat di Kota Semarang yakni 4,34 juta jiwa dengan tingkat kemiskinan 4,25%.

Angka kemiskinan sempat melonjak tajam pada 2020 akibat pandemi Covid-19. Pada September 2020, angka kemiskinan di Jawa Tengah tercatat 11,84% sementara jumlah penduduk miskin tercatat 3,98 juta.

Indeks keparahan kemiskinan Jawa Tengah juga jauh di atas nasional. Indeks keparahan kemiskinan menggambarkan penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin.

Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.

Indeks keparahan kemiskinan di Jawa Tengah tercatat 0,42% pada September 2022.  Indeks lebih tinggi dibandingkan nasional yakni 0,38%, atau rata-rata di Pulau Jawa yakni 0,28%.

Tingginya angka kemiskinan di Jawa Tengah tidak bisa dilepaskan dari sektor penyumbang tenaga kerja.

Struktur lapangan pekerjaan di Jawa Tengah di dominasi oleh pertanian, kehutanan dan perikanan yang menyerap tenaga kerja sebesar 24,78% dari total penduduk yang bekerja.

Industri Pengolahan menjadi lapangan usaha penyerap tenaga kerja terbesar ke dua dengan penyerapan sebesar 21,89%. Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran menyerap tenaga kerja sebesar 19,39%.

Garis kemiskinan Jawa Tengah per September 2022 ada di angka Rp 464.879 per kapita. Artinya, penduduk dengan pengeluaran sebesar itu masuk kelompok miskin.

Garis kemiskinan Jawa Tengah ada di bawah nasional yang tercatat Rp 535.547,00/kapita/ bulan.

No comments

Powered by Blogger.