GERAKAN ANITI KORUPSI GANJAR SELAMA MEMIMPIN JATENG BUKAN KALENG-KALENG



TANGERANG, BANTEN- Era kepemimpinan Calon Presiden Ganjar Pranowo di Jawa Tengah (Jateng) sebagai Gubernur membuka pintu gerakan antikorupsi yang masif dan nyata.

Sistem pencegahan korupsi menjadi salah satu tujuan utama mantan Gubernur Jateng selama dua periode menjabat tersebut sebagai pemimpin Jawa Tengah. Mengangkat slogan ‘Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi’ dan ‘Tuanku ya Rakyat, Gubernur cuma Mandat’ sejak menjabat pada 2013, Ganjar menekankan pentingnya sikap integritas dan tidak membohongi rakyat. “Karena sebenarnya protes masyarakat ya satu saja, kenapa layanannya buruk dan kenapa korupsinya merajalela,” ucap Ganjar setelah acara pembukaan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan Pelatihan Aparat Penegak Hukum (APH) dalam penanganan perkara korupsi di Hotel Aruss, Kota Semarang, Jateng pada Senin (7/8/2023).

Ganjar menjangkau semua Aparatur Sipil Negara (ASN), pelajar, bahkan masyarakat terpencil untuk bisa membentuk sistem antikorupsi di Jawa Tengah. Ganjar mengawalinya dengan mendorong ASN di pemerintahannya menerapkan konsep pelayanan sederhana yang mudah, murah dan cepat kepada masyarakat.

Ganjar menyadari birokrasi yang “semrawut” itu dapat membuka peluang bagi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan praktik korupsi. Berkat usaha Ganjar, Jawa Tengah mendapat predikat A dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) oleh Kementerian PANRB selama lima tahun berturut-turut sejak tahun 2018.

Atas kinerja tersebut, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Komjen Pol Firli Bahuri menyampaikan apresiasi kepada Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah kala itu yang telah melakukan pencegahan korupsi. Ganjar dinilai berhasil menerapkan sistem antikorupsi dengan melahirkan pendidikan antikorupsi dan penyuluh antikorupsi.

Ia menambahkan, banyak pengalaman baik yang diterapkan oleh beberapa daerah dalam upaya antikorupsi. Misalnya saja di Jawa Tengah, sejak dibentuknya Koordinasi Dan Supervisi Pencegahan Korupsi (Korsupgah) pada tahun 2015, sejumlah program antikorupsi bermunculan, seperti edukasi dan penyuluh antikorupsi.

“Saya mendorong, kalau kita ingin melakukan pencegahan, konteks pencegahan harus melibatkan semuanya. Kalau konteks OTT sudahlah, itu pasti akan diberitakan secara luas. Namun cerita baik, proses panjang mengubah sistem dan perilaku antikorupsi ini tidak pernah muncul,” ujar Ganjar.

Di bidang pendidikan, Ganjar menerapkan program antikorupsi untuk mewujudkan generasi bebas korupsi. Salah satunya di tingkat SMA dan SMK. Sekolah-sekolah tersebut yaitu, SMAN 1 Pati, SMKN 2 Jepara, dan SMKN Jateng di Kabupaten Pati. Selanjutnya, SMAN 6 Surakarta, SMAN 1 Karanganyar Kabupaten Karanganyar, SMKN 1 Wonosegoro Kabupaten Boyolali, dan SMKN 2 Sukoharjo.

Lalu ada SMAN 2 Salatiga, SMAN 15 Semarang, SMKN 1 Purwodadi Kabupaten Grobogan, SMKN 2 Kendal, SMKN Jateng di Kota Semarang. Kemudian SMAN 1 Magelang Kota Magelang, SMAN 1 Purworejo, SMKN 1 Gombong Kebumen, SMKN 1 Temanggung, SMAN 1 Sigaluh Banyumas, SMKN 1 Purwokerto Banyumas, SMKN Jateng di Kabupaten Purbalingga, SMAN 1 Pekalongan Kota Pekalongan, SMAN 1 Brebes, SMKN 2 Pekalongan Kota Pekalongan dan SMAN 1 Slawi Kabupaten Tegal.

Ganjar juga membangun sistem pencegahan korupsi di desa-desa terpencil. Dengan sigap Ganjar membangun 29 Desa Antikorupsi, di antaranya Desa Sijenggung, Desa Maos Lor, Desa Sudagaran, Desa Tegalsambi, Desa Kemiri Barat.

Kemudian Desa Jepang, Desa Karangrejo, Desa Kutoharjo, Desa Paninggaran, Desa Bojongnangka, Desa Karangbawang, Desa Sumberejo, Desa Sidorejo, Desa Semayu, Desa Tangkil, Desa Ngunut, Desa Banyuurip, Desa Jatilor, Desa Pandansari, Desa Logede, Desa Ngampel Wetan, Desa Jeblog, dan Desa Cemani. Desa Karanggedang, Desa Sraten, Sendang, Desa Rembul, Desa Banyubiru, dan Desa Tanurejo.

Ganjar juga menyatakan siap menjadikan 7.809 desa di Jawa Tengah menjadi desa teladan antikorupsi. Jadi, ini peluang bagi pemerintah di bawah kepemimpinan Ganjar untuk memutus mata rantai korupsi, dari kota hingga desa.

Selama 10 tahun menjabat sebagai Kepala Daerah Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengulang-ulang slogan ‘Mboten Korupsi Mboten Ngapusi'. Slogan ini sebenarnya menjadi pedoman Ganjar saat memerintah Jawa Tengah selama dua periode.

Ganjar mewujudkannya dengan melakukan reformasi birokrasi, melelang jabatan, menghilangkan budaya setor atasan dan jual beli jabatan, membuka seluas-luasnya saluran penerimaan pengaduan masyarakat melalui LaporGub! dan berbagai platform media sosial. Dengan membuka pengaduan masyarakat, Ganjar juga mengajak masyarakat untuk turut aktif memantau aktivitas birokrasi dan turut serta dalam pemberantasan korupsi.

Dengan kolaborasinya dengan Mahfud MD sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres), Pasangan Calon (Paslon) Ganjar-Mahfud dinilai akan mampu dalam penerapan pemberantasan korupsi. Ganjar yang dikenal mampu membuat lingkungan antikorupsi selama menjabat di Jawa Tengah, serta latar belakang Mahfud MD yang dikenal sebagai sosok tegas dalam menangani korupsi, membuat paslon tersebut bisa saling melengkapi dalam memimpin Indonesia kelak.

No comments

Powered by Blogger.